Sabtu, 09 Februari 2008

Marinir Tidak Pahami Instruksi Presiden Soal Pengandangan Alutsista

JAKARTA--MI: Korps Marinir TNI AL sama sekali belum mengerti kejelasan tentang instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait pengandangan alutsista tua seperti disampaikan usai Rakortas di Dephan, Senin (4/2) lalu.

Dankormar Mayjen (Mar) Nono Sampono mengatakan hingga saat ini pihaknya sama sekali belum mendapatkan surat keputusan tentang pengandangan alutsista seperti dinyatakan presiden. Perintah presiden, lanjutnya, pasti akan dilaksanakan dan disampaikan berjenjang dari tingkat atas hingga ke tingkat satuan.

"Saya belum tahu apakah (pernyataan presiden) ini perintah atau apa. Nanti kita lihat. Karena kalau perintah itu kita sudah terima dalam bentuk surat keputusan yang secara berjenjang turun ke bawah. Misalnya kalau marinir terima perintah pasti dari Mabes AL, Mabes AL pun sudha diketahui Mabes TNI dan seterusnya ke atas," jelas Nono usai pembukaan Marinir Shooting Range di Cilandak, Jakarta, Jumat (8/2).

"Tetapi Presiden telah arahkan agar ranpur usia maksimal pemakaian cukup 20 tahun?" tanya wartawan.

"Terima kasih pimpinan telah berikan arahan dan petunjuk seperti itu, artinya kami akan terima barang baru. Tapi kan kita tahu anggarannya seperti itu (kecil). Jadi kalau memang bisa kita rawat dengan baik, kenapa tidak. Kalau ada yang tidak layak, ya tidak kita gunakan. Kalau layak ya bagaimana lagi, kita gunakan. Karena kita tak punya yang lain," jawab Nono.

Dia melanjutkan saat ini kendaraan tempur (ranpur) marinir itu berjumlah 410 unit dengan 70 persen diantaranya dalam kondisi laik layak. Tiga puluh persen sisanya berada dalam perawatan untuk terus dilakukan uji kelayakan. Rata-rata usia seluruh ranpur di atas 50 tahun, buatan tahun 1961 dan 1962. Proses peremajaan ranpur (retrofit) terakhir dilakukan tahun 1986 dan 1987 lalu.

Proses retrofit dilakukan di mesin dimana dahulu buatan Rusia, sekarang mesin memakai merek GM buatan Amerika Serikat. Meriam buatan Rusia ukuran 76, sekarang buatan Belgia ukuran 90. Sistem pengendalian memakai produksi Kanada.

"Ya itulah yang kita punya. Kondisinya pun seperti itu Usia senjata yang kita punya sudah di atas 20 tahun, 22 tahun minimal," tandasnya.

Usia persenjataan yang dimiliki Korps Marinir TNI-AL memang sudah uzur. Sebagai perbandingan, salah satu negara termiskin di dunia, Bangladesh, sama sekali tak memiliki ranpur yang berumur di bawah 25 tahun.

Ketika ditanya tentang rencana pengadaan tank jenis BMP dari Rusia, Nono mengakui adanya rencana pengadaan itu. Namun, lanjutnya, pihak Marinir sangat mengerti kondisi keuangan negara tak bisa hanya berpikir untuk kepentingan militer semata. "Apapun yang diberikan akan kita upayakan untuk melakukan pemeliharaan terhadap apa yang kita terima," ujar dia.

Ketika ditanya apakah Marinir mendapat jatah dari rencana Dephan menyiapkan 150 ranpur dari Pindad, Nono menolaknya. Sebab ranpur yang diproduksi Pindad adalah untuk kepentingan operasi di darat. Karakter persenjataan yang dibutuhkan Marinir adalah amfibi. (Mjs/OL-2/Media Indonesia)

Tidak ada komentar: